Saturday 19 January 2013

Perjalanan Menyenangkan Yang Tidak Diduga
Orang Sederhana Dari Bogor 
Pada 2 May 2012 penerbangan Singapore telah mendarat di International Airport Soekarno-Hatta, tampak bersih dan teratur, salah satu sisi dari Indonesia. Dengan membayar $25 untuk peroleh visa on arrival. Dalam waktu beberapa menit, passport telah dicap dan menuju keluar tempat pengambilan bagasi yang bersih. Berikutnya, seorang pria muda yang ramping kuat, dengan peenampilan orang Latin dengan tanda paparan sinar matahari, memperkenalkan dirinya. Saya adalah orang yang bertugas mengantar anda untuk bertemu dengan tuan J. Kita akan berangkat ke Bogor dan tergantung keadaan lalu lintas, maka kita akan tiba di Bogor dalam waktu satu atau dua jam kemudian. 
Pertama-tama, siapa sih itu tuan J ? 
Dan kota  Boogor ?   
 
  Bersama tuan J dalam penerbangan dari Omaha ke Denver.
  
  dengan tua J di Sentul City, Bogor, Indonesia 


Bagi pengagum tanaman palm akan mengenali jalan ini yang berhias pohon palm di Bogor  


Mari kita kembali ke 22 Maret 2012 (tujuh minggu sebelumny)  
Sebuah pagi yang dingin di Omaha, tempat dimana anda mungkin mengaharapkan keajaiban Bogor terbentuk.
Ini adalah kesenangan sebuah perjalanan yang tidak diduga, yang terjadi ditempat yang tidak akan anda sangka sama sekali.  
Ketika saya memasuki ruang tunggu airport Omaha, untuk ikut penerbangan 0600 pagi ke Denver untuk memulai perjalanan yang menyiksa ke Asia ! (Omaha ke denver ke los angeles ke honolulu ke guam ke hong kong ke kuala lumpur  ke pnomh penh !), seorang dengan tampilan Asia yang ramah dan sehat  tersenyum kepada saya dan saya juga tersenyum kembali padanya. Mata kami bertatapan dan saling menyapa beberapa saat, ketika pengumuman naik ke pesawat diumumkan, saya menduduki kursi 1A dan siapa yang akan duduk dikursi 1B? Ternyata teman kita orang Asia tadi.  
Saya duga ia dalam perjalanan ke Califoornia atau San Fransisco, karena ia berkata ia bepergian ke San Fransisco. Kita mulai berbicara tentang perjalanan; segera saya menyadari bahwa ia menguasai masalah perjalanan internasional (sesuatu yang jarang pada orang Amerika), tentang nuansa berbagai perusahaan penerbangan, mulai dari Qatar Airways hingga Singapore Airways dan berbagai rekomendasi tentang rute perjalanan yang spesifik yang dia lontarkan kepada saya. 
Ketika  pesawat kami mendarat di Denver beberapa saat kemudian, saya memberikan kartu nama  saya kepadanya, dan ia berjanji akan menulis kepada saya. Tetapi ketika saya dalam pesawat yang menuju ke Los Angeles di kursi yang sama, coba duga siapa yang duduk disebelah saya ? 
Tuan W yang menjemput saya dari Cengkarenag Airport  dan yang mengurus seluruh perjalanan ke Bogor, Joga dan candi Borobudur 
Yang duduk disebelah saya adalah tuan J, ia dengan senyum yang jenaka dan wajah selamat datang menyambut saya. Ia dari Jakarta Indonesia katanya, ia secara teratur mengunjungi Amerika Serikat, seperti juga ke Eropah, ini berhubung dengan usahanya, membeli dan mencari biji-bijian dan bahan protein untuk perusahaan distribusi pakan ternak di Indonesia.  
Tetapi yang membangkitkan minat saya adalah pembicaraan kami tentang minatnya  pada kesehatan manusia yang melebihi minat dari pada pekerjaannya, terlebih lagi adalah tentang etika yang bagus dan kebiasaannya, yang mencerminkan Dharma dari filosofi Buddha
Sesuatu dalam caranya bertindak yang sangat menarik hati. Saya memberitahunya bahwa saya sedang dalam perjalanan ke Phnom Penh dan menjelaskan sedikit masalah program pendidikan langsung (Peers) tentang masalah kesehatan kepada sebuah komunitas masyarakat yang kekurangan sumber daya. 
Kami berpisah di Los Angeles, ia menuju ke gerbang SFO dan saya meneruskan pejalanan saya menuju gerbang HNL.
Bagian penerbangan dari LAX-HNL dan HNL-GUM adalah sangat panjang, 5 1/2 dan 7 1/2 jam, dan koneksi penerbangan antara HNL dan GUM adalah sangat ketat. Ketika menunggu penerbangan lanjutan ke KUL di airport Hong Kong, saya mendapat kiriman emaill dari tuan J, yang memberi selamat datang di Asia kepada saya, dan berharap kita akan berjumpa lagi.   
Ia selalu tepat membalas email, terutama bila megingat bahwa ia  selalu sibuk dalam perjalanannya : dari Baecelona, Phnom Penh, Bali dan Kuala Lumpur dalam sebulan sejak kami bertemu. Ia selalu mempunyai waktu membalas email  saya. Seseorang yang sangat mendekati kebiasaan saya, karena saya juga selalu membalas email tepat pada waktunya,  sehingga kita merasa selalu berhubungan.   
Pada perjalanan kali ini ke Phnom Penh, saya meneruskan ke Paris dan tinggal sementara disana, lalu pergi untuk melayani orang Indian, saya rencanakan kembali ke Paris pada 30 April, ketika sedang memeriksa harga tiket ke Paris, sebuah pikiran tiba-tiba muncul. Jika tuan J menginginkan, maka saya bisa pulang kerumah dengan melewati Jakarta, meskipun ini sedikit menyimpang dari rute perjalanan. Saya menulis kepadanya dan memberikan jadwal saya kepadanya juga menyampaikan keinginan saya untuk mengunjungi candi Borobudur, sebuah tempat sejarah dan spiritual yang sangat menarik saya. Saya memberitahu bahwa saya bisa tiba di Jakarta tanggal 2 pada jam 9 pagi, dan berharap bisa melewati 2 hari terakhir di Phnom Penh dan tiba di Paris pada tanggal 9.   
Dengan cara demikian maka saya bisa tiba di international  airport Soekarno -Hatta pada pagi itu. 
Acara makan siang di Sentul City. Makanan Sehat selama saya berada di Indonesia
Anda bisa memanggil saya W, kata orang Indonnesia dengan tampilan orang Latin ini  
Bogor, Bogor, saya mencoba mencari dari ingatan saya. Sesuatu yang tidak asing tentang nama ini. Saya  berpikir tentang Multatuli dan Pramoedya Ananta Toer, orang terkenal dari bidang sastra Indoonesia yang lalu. Ya itu kota dari kerajaan Pajajaran, sebuah kerajaan tua Hindu, kemudian Buddhis lalu Muslim dan terkahir Belanda, Buitenzorg dan kebon raya yang terbaik/terbesar/ koleksi tanaman terlengkap, yang merupakan salah satu dari 10 kebon raya terbaik didunia saat ini ! 
 
di pintu gerbang masuk Kebon Raya Bogor,  Bogor, Jawa, Indonesia.

Saya menjadi sangat gembira dengan kemungkinan ini ! Fairchild di Miami, Kew di London, Marjorelle di Marrakech, dan kebon raya kita di La Habana, TanSacha’s garden di Thailand, Butchart di Victoria. Dan yang lebih kecil dibekas koloni Inggris dan juga salah satu di Bangalore. Semua ini terlintas dalam pikiran saya.... Melbourne, Versailles.
Ini adalah salah satu dari sekian banyak hadiah untuk kunjungan pertama ke Indonesia !! 

No comments:

Post a Comment